Profil Desa Rejasari
Ketahui informasi secara rinci Desa Rejasari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menilik Desa Rejasari di Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, sebuah wilayah berkembang dengan potensi agrikultur dan kerajinan. Profil ini mengupas tuntas data demografi, kondisi geografis, tantangan pembangunan, serta geliat ekonomi lokal yang menjadi t
-
Desa Berkembang dengan Potensi Agraris
Rejasari memiliki status IDM "Berkembang" dengan sektor pertanian sebagai penopang utama, didukung oleh produk unggulan seperti bibit nanas madu dan aktivitas kelompok tani yang dinamis.
-
Pusat Kerajinan Bambu
Desa ini merupakan salah satu sentra kerajinan bambu di Kecamatan Banjarmangu, di mana keterampilan turun-temurun menghasilkan berbagai produk fungsional yang memiliki nilai ekonomi.
-
Tantangan Infrastruktur Sanitasi
Salah satu isu pembangunan yang menjadi prioritas utama ialah peningkatan akses masyarakat terhadap jamban sehat, yang menjadi fokus kerja pemerintah desa saat ini untuk mencapai status Open Defecation Free (ODF).

Terletak di antara perbukitan yang menjadi ciri khas dataran tinggi Dieng, Desa Rejasari merupakan salah satu dari 17 desa di Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Dengan status Indeks Desa Membangun (IDM) sebagai desa "Berkembang", Rejasari menyimpan potret kehidupan masyarakat agraris yang dinamis, geliat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjanjikan, seraya menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan warganya.
Desa ini menjadi cerminan dari sebuah wilayah perdesaan di Jawa Tengah yang terus berbenah. Di bawah kepemimpinan yang relatif baru dan di tengah tantangan nyata, denyut nadi kehidupan di Rejasari menunjukkan semangat untuk maju, mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki, dari sepetak lahan pertanian hingga tangan-tangan terampil para perajinnya.
Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif
Secara geografis, Desa Rejasari berada dalam lingkup wilayah Kecamatan Banjarmangu yang memiliki luas total 46,36 km². Sebagai bagian dari kabupaten Banjarnegara, desa ini berada pada ketinggian yang cukup signifikan di atas permukaan laut, berkontribusi pada suhunya yang sejuk dan tanah yang subur, ideal untuk berbagai komoditas pertanian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, letak geografis Kecamatan Banjarmangu, yang menaungi Desa Rejasari, memberikan konteks penting mengenai posisi strategis desa ini. Batas-batas wilayah Kecamatan Banjarmangu meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Karangkobar dan Wanayasa.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Madukara.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Banjarnegara dan Bawang.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Wanadadi.
Meskipun data spesifik mengenai luas wilayah Desa Rejasari belum dipublikasikan secara resmi dalam data BPS terbaru, sebagai bagian integral dari Kecamatan Banjarmangu, desa ini memiliki kontur tanah yang bervariasi antara dataran dan perbukitan. Kode wilayah administrasi untuk Desa Rejasari yaitu 33.04.09.2004, yang menjadi identitas resmi dalam sistem administrasi pemerintahan Indonesia, dengan kode pos 53452. Informasi mengenai struktur internal desa seperti jumlah dusun, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) secara spesifik belum tersedia, namun secara kolektif, Kecamatan Banjarmangu menaungi 53 dusun, 60 RW, dan 272 RT pada tahun 2023.
Demografi dan Kependudukan
Data kependudukan merupakan elemen krusial untuk memahami dinamika sosial dan perencanaan pembangunan sebuah desa. Berdasarkan data dari portal Sistem Informasi Desa Provinsi Jawa Tengah, jumlah penduduk Desa Rejasari tercatat sebanyak 1.885 jiwa. Komposisi penduduk ini terdiri dari 940 jiwa laki-laki dan 945 jiwa perempuan, menunjukkan rasio jenis kelamin yang hampir seimbang.
Dengan asumsi luas wilayah yang proporsional dengan desa-desa lain di kecamatan yang sama, tingkat kepadatan penduduk di Rejasari tergolong sedang. Angka ini memberikan gambaran bahwa masih terdapat ruang untuk pengembangan wilayah, baik untuk pemukiman maupun untuk optimalisasi lahan produktif.
Pada tahun 2023, Pj Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widirahmanto, S.H., menyoroti salah satu tantangan kependudukan dan kesehatan yang dihadapi Desa Rejasari. Saat melantik Kepala Desa Antar Waktu, disebutkan bahwa dari total 705 Kepala Keluarga (KK) di desa tersebut, sebanyak 150 KK telah memiliki jamban sehat. Ini mengindikasikan bahwa sekitar 78,72% KK pada saat itu belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. "Ini adalah pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan," ujar Tri Harso, menekankan urgensi program Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan.
Tantangan ini menjadi fokus utama bagi pemerintah desa untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, yang secara langsung akan memengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di tingkat desa.
Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Roda pemerintahan Desa Rejasari saat ini dinakhodai oleh seorang Kepala Desa Pengganti Antar Waktu (PAW), Siti Nurfaizah. Beliau dilantik secara resmi oleh Pj Bupati Banjarnegara pada hari Rabu, 3 Mei 2023, di Pendapa Dipayudha Adigraha. Siti Nurfaizah mengemban amanah untuk memimpin desa hingga tahun 2025, melanjutkan periode jabatan kepala desa sebelumnya yang mengundurkan diri.
Pelantikan ini menjadi momentum penting bagi keberlanjutan program pembangunan di Desa Rejasari. Dalam sambutannya, Pj Bupati menekankan agar kepala desa yang baru dapat segera bekerja, menyesuaikan diri, dan fokus pada penyelesaian berbagai persoalan, terutama terkait pendataan SDGs Desa dan percepatan pencapaian status ODF.
Status Desa Rejasari sebagai desa "Berkembang" berdasarkan data IDM tahun 2023 dengan skor 0,6983 menunjukkan bahwa desa ini memiliki modal sosial, ekonomi, dan ekologi yang cukup baik, namun masih memerlukan intervensi dan program berkelanjutan untuk naik status menjadi desa "Maju" atau bahkan "Mandiri". Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Rejeki" menjadi salah satu pilar utama yang diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian desa secara lebih signifikan.
Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan
Perekonomian Desa Rejasari ditopang oleh beberapa sektor, dengan pertanian dan industri rumah tangga sebagai tulang punggung utama. Lahan yang subur dimanfaatkan oleh penduduk untuk menanam berbagai komoditas pertanian yang menjadi sumber pendapatan pokok.
Sektor Pertanian dan Perkebunan Salah satu produk unggulan yang dikembangkan melalui BUMDes yaitu bibit nanas madu. Komoditas ini memiliki potensi pasar yang luas, mengingat nanas madu merupakan salah satu ikon buah dari Kabupaten Banjarnegara. Selain itu, terdapat kelompok-kelompok tani yang aktif, seperti Kelompok Tani "Rejeki" dan Kelompok Wanita Tani (KWT) "Ngudi Tani". Keberadaan kelompok ini menjadi wadah bagi para petani untuk saling berbagi pengetahuan, mengakses bantuan pemerintah, dan meningkatkan skala produksi secara kolektif. Laporan pemerintah daerah juga mencatat adanya bantuan yang pernah disalurkan untuk pengembangan populasi kambing, menunjukkan adanya potensi di sub-sektor peternakan.
Kerajinan dan UMKM Di samping pertanian, Desa Rejasari juga dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan bambu. Para perajin di desa ini menghasilkan berbagai produk anyaman seperti tampah, irig (alat untuk menampi beras), dan keranjang. Produk-produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal tetapi juga memiliki potensi untuk dipasarkan lebih luas dengan sentuhan inovasi dan manajemen pemasaran yang lebih modern. Keahlian ini merupakan warisan turun-temurun yang perlu terus dilestarikan dan dikembangkan agar dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi bagi masyarakat.
Infrastruktur Sosial: Pendidikan dan Kesehatan
Infrastruktur dasar seperti pendidikan dan kesehatan menjadi penanda tingkat kemajuan sebuah wilayah. Di Desa Rejasari, terdapat fasilitas pendidikan formal jenjang dasar, yaitu SD Negeri Rejasari dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20303966. Sekolah ini menjadi pusat pendidikan utama bagi anak-anak usia sekolah dasar di desa tersebut. Keberadaan fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD) atau taman kanak-kanak (TK) juga menjadi bagian penting dari ekosistem pendidikan desa, meskipun data spesifiknya belum tercatat secara terpusat.
Di sektor kesehatan, tantangan utama yang dihadapi, seperti telah disebutkan, ialah akses terhadap sanitasi yang layak. Pemerintah desa, bekerja sama dengan dinas terkait di tingkat kabupaten, terus mengupayakan program-program intervensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban sehat dan untuk memberikan bantuan pembangunan sanitasi bagi keluarga yang membutuhkan. Untuk layanan kesehatan yang lebih komprehensif, masyarakat Rejasari dapat mengakses Puskesmas Banjarmangu yang menjadi pusat layanan kesehatan tingkat pertama di kecamatan.
Arah dan Harapan Pembangunan
Desa Rejasari, Kecamatan Banjarmangu, adalah potret sebuah desa yang terus berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah di sektor pertanian dan kekayaan keterampilan dalam kerajinan bambu, desa ini memiliki fondasi yang kuat untuk melangkah maju. Kepemimpinan baru diharapkan dapat membawa angin segar inovasi dan percepatan dalam mengatasi tantangan-tantangan yang ada, terutama dalam bidang infrastruktur dasar dan sanitasi.
Kolaborasi antara pemerintah desa, BUMDes, kelompok tani, para perajin, dan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci untuk membuka potensi-potensi terpendam. Dengan demikian, Desa Rejasari tidak hanya akan dikenal sebagai salah satu titik di peta Banjarnegara, tetapi juga sebagai sebuah komunitas yang berdaya, sejahtera, dan mandiri.